Sabtu, 22 Oktober 2016

GEBYAR PELOPOR KESELAMATAN BERLALU LINTAS SE-PROPINSI JAMBI TAHUN 2016


Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan, cermin budaya/peradaban suatu bangsa tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kemajuan suatu masyarakat. Semakin modern dan maju masyarakat maka standar berlalu lintas yang berkeselamatan bagi warganya akan semakin meningkat dengan pola-pola yang tidak lagi konvensional.

Lalu lintas yang berkeselamatan akan mengangkat citra dan harga diri bangsa, namun sebaliknya pengabaian terhadap keselamatan lalu lintas akan dapat menghancurkan peradaban masyarakat itu sendiri.

Keselamatan berlalulintas merupakan bagian penting dari kehidupan sosial masyarakat, akan tetapi hal tersebut sering kali diabaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain infrastruktur pendukung yang sangat minim dan tidak sesuai dengan standar, perilaku para pengguna jalan yang serampangan dan sistem penegakkan hukum yang masih manual/kuno/konvensional. Tentunya dampak dari kondisi ini adalah semakin meningkatnya jumlah kecelakaan dan fatalitas kecelakaan lalu lintas.

Melihat fenomena tersebut perlu adanya pembangunan kesadaran dan tanggung jawab akan keselamatan dalam berlalu lintas yang dilandasi oleh pendidikan berkeselamatan. Pendidikan menjadi penting dalam mewujudkan dan memelihara kamseltibcarlantas terutama dalam membangun budaya tertib berlalu lintas.

Oleh sebab itu maka saat ini Ditlantas Polda Jambi bekerjasama dengan Diknas Propinsi Jambi mengadakan kegiatan " GEBYAR PELOPOR KESELAMATAN BERLALU LINTAS SE-PROPINSI JAMBI TAHUN 2016" yang dilaksanakan pada tanggal 21 s/d 23 Oktober 2016. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bapak Kapolda Jambi Brigjen Pol Drs. Yasid Fanani, M. Si bersama- sama dengan unsur Forkopimda Propinsi Jambi di Halaman Ditlantas Polda Jambi Jl. Bhayangkara No. 1 Jambi.

Adapun kegiatan tersebut antara lain:
  1. Pemilihan Duta Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas Tk.provinsi Jambi
  2. Lomba mewarnai tingkat Taman Kanak Kanak se Provinsi jambi
  3. Lomba cerdas cermat Tingkat SMA seprovinsi jambi
  4. Lomba pidato TK. Provinsi Jambi
  5. Stand up comedy
  6. Game Ranking 1 TK. sma se provinsi Jambi
  7. Lomba Senam Lantas dan 12 gerak lalu lintas
  8. Lomba Lagu pelopor keselamatan Lalu lintas


Rabu, 19 Oktober 2016

Aplikasikan Promoter Kapolri, Ditlantas Polda Jambi, Satlantas Polresta dan Bid Propam Polda Jambi apel bersama


Rabu, 19 Oktober 2016, seluruh personel Ditlantas Polda Jambi, personel Satlantas Polresta Jambi dan Bid Propam melakukan kegiatan apel bersama di lapangan apel Ditlantas Polda Jambi dalam rangka aplikasikan Promoter Kapolri, pelayanan bersih dari pungli dan bebas calo.

Dalam pengarahannya Kabid Propam Polda Jambi AKBP WIRA SATYA TRIPUTRA, S.I.K., M.H. menegaskan bahwa Bid Propam Polda Jambi mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan fungsi pertanggung jawaban profesi dan pengamanan internal termasuk penegakkan disiplin dan ketertiban di lingkungan Polri dan pelayanan pengaduan masyarakat tentang adanya penyimpangan tindakan anggota Polri dan ASN Polri.

Kaitannya dengan Tupoksi Bid Propam, diharapkan seluruh personel Ditlantas dan jajarannya tidak melakukan penyimpangan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Ditempat yang sama Dirlantas Polda Jambi Kombes Pol Dr. Bakharuddin MS, MSi menegaskan bahwa salah satu unsur  negara demokrasi adalah adanya supermasi hukum dan kewenangan yang dibatasi. Berkaitan dengan hal tersebut Dirlantas Polda Jambi menekankan kepada seluruh Personel Ditlantas dan Personel Satlantas Polresta Jambi untuk :
  1. Laksanakan Tugas dengan baik sesuai prosedur
  2. Tidak ada pungli
  3. Hiduplah sederhana, hiduplah pada zamannya
  4. Anggota yang ada di pos pos, jangan hanya di dalam pos, layani masyarakat.
  5. Tidak ada pungutan dalam pengambilan barang bukti tilang dan jangan coba coba terima uang titipan tilang
  6. Dalam melaksanakan penindakan pelanggaran, tidak ada yang menerima uang, laksanakan sesuai prosedur.
  7. Saya apresiasi sentra sentra pelayanan yang sudah memasang spanduk yang berisi tentang tidak adanya pungli. (Fdl)

Senin, 17 Oktober 2016

Kasi Sim Ditlantas Polda Jambi cek kesiapan pelayanan Sim


Senin, 17 Oktober 2016, Kasi Sim Ditlantas Kompol Atrizal, SH melakukan pengecekan gerai SIM Mall Wtc dan pelayanan Simulator Sim yang ada di kantor Ditlantas Polda Jambi.

"Pengecekan ini rutin kita lakukan setiap hari, ini sesuai arahan Pimpinan bapak Dirlantas Polda Jambi, untuk melakukan pengawasan secara melekat terhadap setiap pelayanan Polri kepada  masyarakat melalui penerbitan perpanjangan SIM yang ada di gerai mall wtc dan penerbitan Surat Keterangan Uji Keterampilan Pengemudi (SKUKP)" tutur Kompol atrizal.

Dalam kesempatan itu, Kasi sim melakukan pengecekan terhadap kesiapan personel pelaksana dalam melayani masyarakat yang akan melakukan perpanjangan SIM serta masyarakat yang akan mengikuti uji keterampilan sim melalui alat simulator yang ada di kantor Ditlantas Polda Jambi.

Tidak hanya itu, Kompol Atrizal, SH juga memastikan bahwa dalam pelayanan Sim tidak boleh ada calo dan pungli serta dan harus dilaksanakan sesuai prosedur dan mekanisme sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Kapolri nomor 9 tahun 2012 tentang Surat Izin Mengemudi. 

"Saya tekankan kepada seluruh anggota, agar tidak coba coba melakukan penyimpangan, laksanakan sesuai aturan, masyarakat yang akan membayar PNBP sim untuk diarahkan ke bank yang ditunjuk (BRI), persyaratan dilengkapi sesuai prosedur" ungkap Kasi Sim. (Fdl)

Wadirlantas Polda Jambi menghadiri acara Sosialisali Pergub Prov Jambi nomor 19 tahun 2016 tentang Perhitungan dasar pengenaan pajak Ranmor dan Bea balik nama Ranmor


Senin, 17 Oktober 2016, Wadir Lantas Polda Jambi menghadiri acara sosialisasi Peraturan Gubernur Jambi Nomor 19 tahun 2016 di ruang pola kantor gubernur Jambi yang dihadiri oleh wakil Gubernur Jambi Dr. Drs. H.
Fachrori Umar M.Hum, Wadir Lantas Polda Jambi, Kepala Jasa Raharja cabang Jambi, Kabid Pajak Dipenda Ptov Jambi dan seluruh KUPT dinas pendapatan daerah Jambi.

Sebagaimana diketahui bahwa pergub Jambi nomor 19 tahun 2016 ini merupakan turunan dari permendagri nomor 12 tahun 2016 tentang perhitungan dasar pengenaan Pajak Kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor yang diundangkan pada tanggal 16 maret 2016. 

Dengan adanya pengesahan dan sosialisasi Peraturan Gubernur Jambi Nomor 19 tahun 2016, maka Pemprov Jambi sudah mempunyai dasar hukum pengenaan PKB dan BBN-KB, dengan demikian pengenaan PKB dan BBNKB yang dilaksanakan oleh seluruh KUPT samsat diwilayah provinsi jambi menggunakan peraturan gubernur prov Jambi nomor 19 tahun 2016, dan pergub sebelumnya yang mengatur tentang perhitungan dasar PKB dan BBNKB dinyatakan tidak berlaku (fdl)

Jumat, 14 Oktober 2016

Aplikasikan PROMOTER Kapolri, Dirlantas Polda Jambi melakukan SIDAK pada kantor bersama SAMSAT Kota Jambi



Jumat, 14 Oktober 2016, Dirlantas Polda Jambi gerak cepat melakukan Inspeksi mendadak pada kantor bersama SAMSAT (Satuan administrasi manunggal satu atap) dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat melalui kantor samsat.

"Saya ingin peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat, pelayanan sesuai SOP, tidak ada praktik calo, tidak ada praktik pungli, peningkatan kemampuan pelaksana dan tentu saja harus didukung oleh stakeholder yang ada disamsat" ungkap Dirlantas

Dalam kunjungannya kesamsat, Dirlantas melakukan pengecekan pada pelayanan cek fisik kendaraan bermotor, whorksop TNKB, tempat pemandu pelayanan/informasi, Loket pendaftaran, loket penyerahan, ruang ruang kerja/pokja samsat, ruang arsip dan  ruang tunggu.


Dalam kesempatan itu, Dirlantas sempat berbincang dengan pengunjung dan bertanya tentang mutu pelayanan yang diberikan oleh Polri khususnya. 

"Program Prioritas Kapolri khususnya program 2 tentang peningkatan pelayanan yang lebih mudah bagi masyarakat, cepat dan dan berbasis Teknologi Informasi harus diaplikasikan secara nyata pada sentra sentra pelayanan Polri, saya ingin pelayanan arsip secara digital, agar pelayanan kepada masyarakat lebih cepat. Inovasi ini akan segera kita wujudkan, tentu inovasi yang baik ini juga harus didukung oleh semua unsur pelaksana samsat" Ungkap Kombes bakharuddin. (Fdl)

SIDAK Dirlantas Polda Jambi pada Satpas Polresta



Jumat, 14 Oktober 2016, Dirlantas Polda Jambi melakukan Inspeksi mendadak pada SATPAS (Satuan Penyelenggara Administrasi SIM).
" Sebagai Pembina Fungsi Lalu Lintas, Saya ingin memastikan apa yang menjadi arahan dan kebijakan Polri  tentang peningkatan pelayanan kepada masyarakat, dapat diaplikasikan sampai pada pelaksana paling bawah"  Ungkap Dirlantas.

Pada kesempatan Sidak tersebut Dirlantas yang didampingi oleh wakapolresta Jambi dan Kasubdit Regident mengecek kesiapan satpas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui penerbitan SIM. Terutama kesiapan peralatan, persiapan personel dalam memberikan pelayanan, ruang tunggu, ruang ujian teori serta kesiapan lingkungan kerja.

"Kesiapan kita dalam melayani masyarakat tentu dimulai dari hal hal kecil, lingkungan kerja yang besih, siap peralatan, siap mekanisme dan prosedur" ungkap Kombes pol. Dr. Bakharuddin MS, Msi



Dalam kunjungannya pada satpas Polresta, mantan wadir lantas Metrojaya dan pernah menjabat Dirlantas bengkulu itu, menyempatkan diri berbincang bincang dengan masyarakat peserta uji SIM. Dirlantas mengatakan bahwa budaya masyarakat kita  yang selalu ingin cepat dalam segala hal termasuk dalam hal Ujian Sim tetapi mengabaikan prosedur, ketentuan yang sudah ditetapkan, hasilnya pun tidak maksimal. Budaya seperti ini cenderung kurang baik dan harus dihilangkan. Dampaknya adalah masyarakat kurang paham aturan berlalu lintas pada akhirnya berakibat kecelakaan.

Dirlantas menambahkan bahwa SIM itu merupakan tanda bukti legitimasi kompetensi, alat kontrol, dan data forensik kepolisian bagi seseorang yang telah lulus uji pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan untuk mengemudikan Ranmor di jalan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan berdasarkan Undang-Undang. Sim berfungsi sebagai  berfungsi sebagai legitimasi kompetensi Pengemudi, identitas Pengemudi, kontrol kompetensi Pengemudi serta sebagai forensik kepolisian.(fdl)

Kamis, 13 Oktober 2016

SIDAK Kasubdit Regident pada sentra pelayanan samsat



Kamis, 13 Oktober 2016, Kasubdit Regident Ditlantas Jambi bergerak cepat melakukan Sidak di Samsat Kota Jambi. Hal ini dilakukan untuk memastikan pelayanan yang diberikan oleh Polri Kepad masyarakat terlaksana dengan baik tanpa penyimpangan.

"Sesuai arahan Bpk Dirlantas Polda Jambi, untuk melakukan pengawasan di sentra sentra pelayanan polri, jangan sampai ada penyimpangan terhadap pelayanan kepada masyarakat" ungkap Akbp Mardiono, Sh, Sik

Sidak kali ini  dilakukan pada kelompok kerja samsat antara lain:
1. Cek fisik
2. Whork shop TNKB
3. Loket pendaftaran
4. Loket penyerahan
5. Ruang tunggu samsat

"Kegiatan ini setiap hari akan saya lakukan, bagi anggota yang melakukan penyimpangan dan tidak melaksanakan pelayanan sesuai SOP, akan diberikan tindakan atau Punishment" tambah kasubdit regident.(fdl) 

RAPAT SINKRONISASI DATA KENDARAAN YANG ADA PADA SERVER SAMSAT DENGAN SERVER REGIDENT DITLANTAS JAMBI



Kamis, 13 Oktober 2016, Kasubdit Regident Ditlantas Polda Jambi melaksanakan rapat dalam rangka sinkronisasi data kendaraan bermotor yang ada pada server samsat dengan server regident.

Sebagaimana diketahui bahwa ada permasalahan penting yang saat ini harus segera di selesaikan antara lain sistem data kendaraan bermotor yang belum valid di database samsat
"Belum validnya jumlah maupun data kendaraan yang ada diserver samsat disebabkan oleh beberapa hal yakni adanya pergantian vendor lama (Kominfo) dengan vendor yang baru, menyebabkan data tidak bisa disajikan dengan baik dan lengkap. Hal ini harus segera diselesaikan, jangan sampai mengganggu pelayanan kepada masyarakat terkait proses regident ranmor, penerimaan PKB dan BBNKB serta penerimaan SWDKLLJ" ungkap Akbp Mardiono, SH, SIK.

Dalam rapat yang dihadiri oleh beberapa stakeholder, dihasilkan beberapa rekomendasi antara lain:

  1. Data pd server dispenda dengan server regident (Polri) tdk sama disebabkan oleh adanya pergantian vendor samsat dari kominfo dengan vendor yg baru
  2. Data yang ada pada vendor lama / Kominfo, ada 3 wilayah yg belum terkoneksi yakni wil tebo, wil bt. Hari dan wil bungo, harus segera record pada server samsat.
  3. Sinkronisasi data ranmor antara server samsat dengan server regident harus segera dilaksanakan sehingga tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat
  4. Dispenda Jambi bersedia memberikan data kendaraan yg ada pada samsat untuk disinkronkan  ke server Regident Ditlantas Polda Jambi
  5. Pelaksanaan kebijakan Pemutihan PKB dan BBN-KB dilaksanakan setelah data valid antara daya yang ada pada server Regident  dengan server samsat
  6. Pemenuhan sarpras di semua sentra pelayanann samsat/gerai disediakan oleh Dispenda
  7. Perbaikan sistem samsat dengan mengutamakan pelayanan dan keamanan data.(fdl)

Rabu, 12 Oktober 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL
SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Penyelenggaraan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap Kendaraan Bermotor;

Mengingat:
  1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
  2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 [±225.88 kb] tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);


MEMUTUSKAN:

Menetapkan:
PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ADMINISTRASI MANUNGGAL SATU ATAP KENDARAAN BERMOTOR.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:
  1. Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap yang selanjutnya disebut Samsat adalah serangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan pembayaran Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dalam Kantor Bersama Samsat.
  2. Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Ranmor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel.
  3. Kantor Bersama Samsat adalah wadah bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang membidangi lalu lintas, Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak Provinsi, dan Badan Usaha dalam menyelenggarakan Samsat.
  4. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
  5. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
  6. Badan Usaha adalah Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1980 yang ditunjuk oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan negara untuk menyelenggarakan pengelolaan atas Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.
  7. Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut Regident Ranmor adalah fungsi Kepolisian untuk memberikan legitimasi asal usul dan kelaikan, kepemilikan serta pengoperasian Ranmor, fungsi kontrol, forensik Kepolisian dan pelayanan kepada masyarakat melalui verifikasi, pencatatan dan pendataan, penomoran, penerbitan dan pemberian bukti registrasi dan identifikasi Ranmor, pengarsipan serta pemberian informasi.
  8. Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat NRKB adalah tanda atau simbol yang berupa huruf atau angka atau kombinasi huruf dan angka yang memuat kode wilayah dan nomor registrasi yang berfungsi sebagai identitas Ranmor.
  9. Buku Pemilik Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat BPKB adalah dokumen pemberi legitimasi kepemilikan Ranmor yang diterbitkan Polri dan berisi identitas Ranmor dan pemilik, yang berlaku selama Ranmor tidak dipindahtangankan.
  10. Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat STNK adalah dokumen yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoperasian Ranmor yang berbentuk surat atau bentuk lain yang diterbitkan Polri yang berisi identitas pemilik, identitas Ranmor dan masa berlaku termasuk pengesahannya.
  11. Tanda Nomor Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat TNKB adalah tanda regident Ranmor yang berfungsi sebagai bukti legitimasi pengoperasian Ranmor berupa pelat atau berbahan lain dengan spesifikasi tertentu yang diterbitkan Polri dan berisikan kode wilayah, nomor registrasi, serta masa berlaku dan dipasang pada Ranmor.
  12. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.
  13. Pajak Kendaraan Bermotor, yang selanjutnya disingkat PKB adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan Ranmor.
  14. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disingkat BBN-KB adalah pajak atas penyerahan hak milik Ranmor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar-menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam Badan Usaha.
  15. Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang selanjutnya disingkat SWDKLLAJ adalah Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang.
  16. Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan yang selanjutnya disingkat SWDKLLJ adalah sumbangan tahunan yang wajib dibayar oleh pemilik Ranmor sebagai dana untuk pertanggungan wajib kecelakaan lalu lintas jalan.
  17. Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang yang selanjutnya disingkat DPWKP adalah dana yang terhimpun dari iuran-iuran, terkecuali jumlah yang akan ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan untuk pembayaran ganti rugi akibat kecelakaan penumpang angkutan umum.
  18. Surat Permohonan Regident Ranmor yang selanjutnya disingkat SPRKB adalah surat yang digunakan untuk permohonan pendaftaran dan pendataan Regident Ranmor untuk mendapat STNK dan TNKB sebagai dasar penetapan PNBP, PKB, BBN-KB, dan SWDKLLJ.
  19. Surat Ketetapan Kewajiban Pembayaran yang selanjutnya disingkat SKKP adalah surat yang digunakan untuk menetapkan besarnya biaya administrasi STNK dan/atau TNKB, besarnya PKB, BBN-KB, dan SWDKLLJ.
  20. Tanda Bukti Pelunasan Kewajiban Pembayaran yang selanjutnya disingkat TBPKP adalah tanda bukti setoran pelunasan kewajiban pembayaran biaya administrasi STNK dan/atau TNKB, besarnya PKB, BBN-KB, dan SWDKLLJ yang telah divalidasi.


BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2
Samsat bertujuan memberikan pelayanan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor, pembayaran pajak atas kendaraan bermotor, dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan cepat, tepat, transparan, akuntabel, dan informatif.

Pasal 3
Ruang lingkup pelayanan Samsat meliputi:
a.Regident Ranmor;
b.pembayaran pajak atas kendaraan bermotor; dan
c.pembayaran SWDKLLAJ.

Pasal 4
(1)Regident Ranmor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a meliputi:
a.registrasi Ranmor baru;
b.registrasi perubahan identitas Ranmor dan pemilik;
c.registrasi perpanjangan Ranmor; dan/atau
d.registrasi pengesahan Ranmor.
(2)Selain kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelayanan Regident Ranmor juga meliputi:
a.pemblokiran dokumen Regident Ranmor yang terkait tindak pidana;
b.penggantian dokumen Regident Ranmor; dan
c.penghapusan nomor registrasi Ranmor.

Pasal 5
Pembayaran pajak atas kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b meliputi:
a.PKB; dan
b.BBN-KB.

Pasal 6
(1)SWDKLLAJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf c terdiri dari:
a.SWDKLLJ; dan
b.DPWKP.
(2)Pembayaran DPWKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dapat dilakukan di Kantor Bersama Samsat.

BAB III
PERSYARATAN

Pasal 7
Setiap orang pribadi atau badan hukum yang mengajukan permohonan Regident Ranmor harus memenuhi persyaratan administratif umum yang meliputi:
a.formulir SPRKB;
b.identitas diri;
c.bukti pembayaran:
1.PKB dan/atau BBN-KB;
2.SWDKLLJ;
3.administrasi STNK dan/atau TNKB.

Pasal 8
(1)Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, terhadap Registrasi Ranmor baru harus juga memenuhi persyaratan paling sedikit:
a.faktur pembelian Ranmor;
b.sertifikat registrasi uji tipe; dan
c.bukti hasil pemeriksaan cek fisik Ranmor.
(2)Persyaratan sertifikat uji tipe sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikecualikan terhadap registrasi ranmor khusus yang tidak dioperasionalkan di jalan.

Pasal 9
Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Registrasi perubahan identitas Ranmor dan pemilik Ranmor harus juga memenuhi persyaratan paling sedikit:
a.melampirkan STNK; dan
b.melampirkan BPKB.

Pasal 10
Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, Registrasi perpanjangan Ranmor harus juga memenuhi persyaratan paling sedikit:
a.melampirkan STNK;
b.melampirkan BPKB; dan
c.bukti hasil pemeriksaan cek fisik Ranmor.

Pasal 11
Registrasi pengesahan Ranmor harus memenuhi persyaratan paling sedikit:
a.formulir SPRKB;
b.identitas diri; dan
c.STNK.

Pasal 12
(1)Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi Regident Ranmor diatur dengan Peraturan Kapolri.
(2)Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi pembayaran PKB dan BBN-KB diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan administrasi pembayaran SWDKLLJ diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

BAB IV
PROSEDUR

Pasal 13
(1)Untuk kelancaran penyelenggaraan Samsat, prosedur pelayanan Samsat dilaksanakan secara terpadu.
(2)Prosedur pelayanan Samsat secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui tahapan:
a.pendaftaran;
b.penerbitan SKKP;
c.penerimaan pembayaran;
d.pencetakan dan pengesahan;
e.penghimpunan dan penggabungan serta penyerahan; dan
f.pengarsipan.
(3)Prosedur pelayanan Samsat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan melalui Loket yang terdiri atas:
a.loket pendaftaran dan penetapan; dan
b.loket pembayaran dan pengesahan serta penyerahan.

Pasal 14
(1)Pelayanan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a melalui tahapan:
a.pemberian formulir SPRKB kepada pemilik Ranmor;
b.penerimaan pendaftaran Regident Ranmor;
c.penelitian, verifikasi kelengkapan dan keabsahan dokumen persyaratan Regident Ranmor; dan
d.pendataan Regident Ranmor.
(2)Pelayanan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas Polri yang ditunjuk.

Pasal 15
(1)Pelayanan penerbitan SKKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf b dilakukan setelah tahapan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14.
(2)SKKP memuat:
a.besaran PKB dan/atau BBN-KB;
b.besaran SWDKLLJ; dan
c.besaran biaya administrasi STNK dan/atau TNKB sesuai PNBP Polri.
(3)Besaran PKB dan/atau BBN-KB, SWDKLLJ, dan biaya administrasi STNK dan/atau TNKB sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4)Penetapan besaran biaya yang tercantum dalam SKKP dilakukan oleh petugas Polri, petugas Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak provinsi, dan petugas Badan Usaha.
(5)SKKP yang terkait dengan PKB dan BBN-KB berfungsi sebagai Surat Ketetapan Pajak Daerah.

Pasal 16
(1)Pelayanan penerimaan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf c dilakukan melalui petugas yang ditunjuk atau melalui transaksi elektronik.
(2)Petugas yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan kegiatan:
a.penerimaan pembayaran PKB dan/atau BBN-KB;
b.penerimaan pembayaran SWDKLLJ;
c.penerimaan pembayaran administrasi STNK dan/atau TNKB; dan
d.pencetakan dan validasi TBPKP.
(3)Pelayanan penerimaan pembayaran dari petugas yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disalurkan kepada:
a.Bendahara Polri untuk penerimaan pembayaran besaran biaya administrasi STNK dan/atau TNKB;
b.Bendahara Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak provinsi untuk besaran PKB dan BBN-KB;
c.Bendahara Badan Usaha untuk penerimaan besaran SWDKLLJ.
(4)TBPKP yang terkait dengan PKB dan BBN-KB berfungsi sebagai Surat Setoran Pajak Daerah.

Pasal 17
(1)Pelayanan pencetakan dan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf d terdiri dari:
a.Pencetakan STNK dan TNKB;
b.Pengesahan STNK.
(2)Pelayanan pencetakan dan pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas Polri yang ditunjuk setelah dilakukan pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2).

Pasal 18
(1)Pelayanan penghimpunan, penggabungan dan penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf e terdiri atas:
a.penghimpunan STNK, TBPKP, dan TNKB;
b.penggabungan STNK dan TBPKP;
c.penyerahan STNK, TBPKP dan TNKB kepada pemilik Ranmor;
d.pencatatan data penyerahan pada buku register;
e.penandatanganan pada buku register penyerahan oleh pemilik Ranmor; dan
f.pengarsipan.
(2)Pelayanan penghimpunan, penggabungan, dan penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh petugas Polri yang ditunjuk.

Pasal 19
(1)Pelayanan pengarsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf f meliputi kegiatan:
a.pemisahan dan penyimpanan arsip Regident Ranmor;
b.pemisahan dan penyimpanan arsip PKB dan BBN-KB; dan
c.pemisahan dan penyimpanan arsip SWDKLLJ.
(2)Pelayanan pengarsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh petugas Polri yang ditunjuk untuk mengelola arsip.
(3)Pelayanan pengarsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan oleh petugas Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak provinsi yang ditunjuk untuk mengelola arsip.
(4)Pelayanan pengarsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan oleh petugas Badan Usaha yang ditunjuk untuk mengelola arsip.
(5)Kegiatan pengarsipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dapat dilaksanakan secara elektronik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB V
PELAKSANAAN

Bagian Kesatu
Kantor Bersama Samsat

Pasal 20
(1)Kantor Bersama Samsat dibentuk di setiap wilayah Kabupaten/Kota.
(2)Kantor Bersama Samsat berada di lingkungan kantor Kepolisian setempat setingkat Kepolisian Daerah atau Kepolisian Resor atau di luar lingkungan kantor kepolisian setempat dengan mempertimbangkan akses pelayanan, keamanan dan situasi kondisi setempat.
(3)Pembentukan Kantor Bersama Samsat ditetapkan dengan Keputusan Bersama Gubernur, Kepala Kepolisian Daerah, dan Kepala Cabang Badan Usaha.

Pasal 21
(1)Pembangunan fasilitas Kantor Bersama Samsat sekurang-kurangnya terdiri atas:
a.ruang koordinator Samsat;
b.ruang Kepala Unit Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak provinsi;
c.ruang Badan Usaha;
d.ruang pelayanan Samsat;
e.ruang pelayanan konsultasi dan informasi;
f.ruang pelayanan pengaduan;
g.ruang sistem informasi dan teknologi;
h.ruang pengamanan dan pengawasan internal Kantor Bersama Samsat;
i.ruang pemeriksaan cek fisik Ranmor;
j.ruang pencetakan TNKB atau workshop TNKB; dan
k.fasilitas pendukung pelayanan Samsat.
(2)Perencanaan pembangunan Kantor Bersama Samsat dikoordinasikan oleh Pemerintah Daerah bersama dengan instansi terkait.

Pasal 22
(1)Peningkatan kualitas pelayanan Kantor Bersama Samsat dapat dilakukan dengan membentuk unit pembantu:
a.Samsat pembantu;
b.Samsat gerai/corner/payment point/outlet;
c.Samsat drive thru;
d.Samsat keliling;
e.Samsat delivery order/door to door;
f.E-Samsat; dan
g.pengembangan Samsat lain sesuai dengan kemajuan teknologi dan harapan masyarakat.
(2)Penentuan prosedur, lingkup kewenangan, sarana prasarana unit pembantu pelayanan Kantor Bersama Samsat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan kebutuhan dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Presiden ini.

Bagian Kedua
Organisasi Samsat

Pasal 23
Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dibentuk organisasi Samsat, terdiri atas:
a.Pembina Samsat;
b.Koordinator Samsat; dan
c.Pelaksana Samsat.

Paragraf 1
Pembina Samsat

Pasal 24
(1)Pembina Samsat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf a terdiri atas:
a.Pembina Samsat tingkat nasional; dan
b.Pembina Samsat tingkat provinsi.
(2)Pembina Samsat tingkat nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a.Menteri yang menyelenggarakan urusan di bidang pemerintahan dalam negeri;
b.Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan; dan
c.Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(3)Pembina Samsat tingkat provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a.Gubernur;
b.Kepala Kepolisian Daerah; dan
c.Kepala Cabang Badan Usaha.
(4)Pembina Samsat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) huruf a dan huruf b, dapat menunjuk pejabat struktural/pimpinan Badan Usaha yang terkait dengan penyelenggaraan Samsat dalam melaksanakan tugas pembinaan.
(5)Untuk mendukung pelaksanaan tugas Pembina, dibentuk Sekretariat Pembina Samsat:
a.tingkat nasional; dan
b.tingkat provinsi.
(6)Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Sekretariat Pembina Samsat tingkat nasional ditetapkan dalam peraturan bersama Pembina Samsat tingkat nasional.
(7)Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan Sekretariat Pembina Samsat tingkat provinsi ditetapkan dalam peraturan bersama Pembina Samsat tingkat provinsi.

Pasal 25
Pembina Samsat tingkat nasional mempunyai tugas:
a.menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria dalam pelayanan, pembentukan, pengembangan Samsat, sumber daya manusia, sarana prasarana dan sistem informasi Samsat serta sistem pembayaran Samsat melalui transaksi elektronik;
b.memberikan bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis kepada Pembina Samsat tingkat provinsi;
c.melaksanakan supervisi, analisa dan evaluasi terhadap kegiatan pelaksanaan Samsat; dan
d.menyampaikan laporan kegiatan pelaksanaan Samsat setiap tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Presiden.

Pasal 26
Pembina Samsat tingkat provinsi mempunyai tugas:
a.mengawasi pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang dilakukan pelaksana Samsat;
b.memberikan pertimbangan/usulan tentang penetapan standar pelayanan kepada Pembina Samsat tingkat nasional;
c.memberikan bimbingan, pelatihan dan bantuan teknis kepada Pelaksana Samsat;
d.melakukan supervisi, analisis dan evaluasi terhadap penyelenggaraan pelayanan Samsat; dan
e.menyampaikan laporan kegiatan pelaksanaan Samsat setiap tahun atau sewaktu-waktu apabila diperlukan kepada Pembina Samsat tingkat nasional.

Paragraf 2
Koordinator Samsat

Pasal 27
(1)Koordinator Samsat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b terdiri atas:
a.Koordinator Kantor Bersama Samsat untuk seluruh wilayah hukum Kepolisian Daerah; dan
b.Koordinator pada setiap Kantor Bersama Samsat di wilayah hukum Kepolisian Resor.
(2)Koordinator untuk seluruh wilayah hukum Kepolisian Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah.
(3)Koordinator pada Kantor Bersama Samsat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan oleh:
a.pejabat teknis yang bertanggung jawab di bidang Regident Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah bagi Kantor Bersama Samsat yang berada di wilayah hukum Kepolisian Daerah; dan
b.pejabat teknis yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas bagi Kantor Bersama Samsat yang berada di wilayah hukum Kepolisian Resor.

Pasal 28
Tugas Koordinator Samsat untuk seluruh wilayah hukum Kepolisian Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf a meliputi:
a.mengoordinasikan perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan Samsat yang berada di wilayah hukum Kepolisian Daerah;
b.memfasilitasi dan/atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan Samsat di wilayah hukum Kepolisian Daerah;
c.mengoordinasikan pengelolaan sistem informasi dan komunikasi antar Kantor Bersama Samsat; dan
d.menerima laporan penyelenggaraan pelayanan Samsat secara periodik setiap bulan dari Kantor Bersama Samsat.

Pasal 29
Tugas Koordinator pada setiap Kantor Bersama Samsat di wilayah hukum Kepolisian Resor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf b meliputi:
a.mengoordinasikan perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan tugas Kantor Bersama Samsat;
b.memfasilitasi dan/atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan tugas Kantor Bersama Samsat;
c.mengoordinasikan pengelolaan sistem informasi dan komunikasi di lingkungan Kantor Bersama Samsat;
d.mengoordinasikan pengaturan tata ruang Kantor Bersama Samsat;
e.menerima laporan secara periodik setiap bulan dari unsur pelaksana Samsat;
f.melaksanakan evaluasi pelayanan Samsat; dan
g.melaporkan penyelenggaraan pelayanan Samsat kepada koordinator Samsat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) huruf a.

Paragraf 3
Pelaksana Samsat

Pasal 30
(1)Pelaksana Kantor Bersama Samsat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf c terdiri atas:
a.unsur kepolisian;
b.unsur Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang melaksanakan pemungutan pajak provinsi; dan
c.unsur Badan Usaha.
(2)Pelaksana Kantor Bersama Samsat harus memenuhi standar jumlah dan standar kompetensi.
(3)Pelaksana Kantor Bersama Samsat melaksanakan pelayanan Samsat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.

Bagian Ketiga
Sistem Informasi

Pasal 31
(1)Penyelenggaraan Samsat didukung sistem informasi dan komunikasi yang merupakan integrasi data dari:
a.Kantor Bersama Samsat dalam wilayah hukum Kepolisian Daerah seluruh Indonesia; dan
b.Kantor Bersama Samsat dalam wilayah hukum Kepolisian Resor.
(2)Pelaksanaan sistem informasi dan komunikasi Samsat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan sub bagian dari Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas Angkutan Jalan.
(3)Sistem informasi dan komunikasi Samsat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi data dan informasi antara lain:
a.Ranmor dan pemilik;
b.Penerimaan PKB dan BBN-KB; dan
c.SWDKLLJ.
(4)Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diakses oleh masyarakat dalam rangka pelayanan dengan memperhatikan faktor keamanan sesuai peraturan perundang-undangan.
(5)Standarisasi sistem informasi dan komunikasi Samsat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pembina Samsat tingkat nasional.
(6)Data Regident Ranmor merupakan subsistem dari sistem informasi dan komunikasi Samsat yang digunakan untuk forensik kepolisian sebagai bagian dari Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang diselenggarakan oleh Polri.

Bagian Keempat
Administrasi Samsat

Pasal 32
(1)Untuk mendukung penyelenggaraan Kantor Bersama Samsat perlu ditetapkan spesifikasi teknis administrasi terpadu.
(2)Spesifikasi teknis administrasi terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a.Formulir SPRKB;
b.TBPKP; dan
c.SKKP.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai spesifikasi teknis administrasi terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dalam peraturan bersama oleh Pembina Samsat tingkat nasional.

BAB VI
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 33
Pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan pelayanan Samsat dilakukan oleh Koordinator Samsat.

Pasal 34
Pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Samsat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a.pemantauan;
b.pemberian petunjuk dan arahan tertulis;
c.supervisi dan/atau asistensi;
d.analisis dan evaluasi; dan/atau
e.pelaporan, dengan memuat:l.pendahuluan;
2.pelaksanaan;
3.hasil yang dicapai; dan
4.penutup.

Pasal 35
Koordinator Samsat melaporkan hasil dari pengawasan dan pengendalian atas penyelenggaraan Samsat kepada Pembina Samsat secara berjenjang.

Pasal 36
Hasil pelaporan yang disampaikan oleh Koordinator Samsat wajib ditindaklanjuti oleh masing-masing instansi terkait.

BAB VII
PENDANAAN

Pasal 37
(1)Pendanaan pembangunan, pengadaan, dan pemeliharaan sarana prasarana Kantor Bersama Samsat disediakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)Pendanaan yang timbul dalam rangka penyelenggaraan Samsat selain pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan pada unsur pelaksana Kantor Bersama Samsat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38
Spesifikasi teknis administrasi terpadu di Samsat harus disesuaikan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.

Pasal 39
Persyaratan dan prosedur pelayanan di Samsat harus disesuaikan paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 40
Pembangunan sarana dan prasarana sistem informasi dan komunikasi Samsat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dibentuk paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak Peraturan Presiden ini diundangkan.

Pasal 41
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, segala ketentuan dan peraturan pelaksana yang mengatur penyelenggaraan dan pelayanan Samsat dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pembina Samsat tingkat nasional sesuai dengan Peraturan Presiden ini.

Pasal 42
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Januari 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 20 Januari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY